Sejarah Teknik Sablon di Dunia
Rabu, 23 Januari 2019
Tulis Komentar
Sejarah mengenai cetak sablon atau cetak saring di dunia, yang kini berkembang pesat di berbagai belahan dunia. Teknologinya juga semakin berkembang dengan peralatan mesin cetak yang otomatis mencetak dengan jumlah lebih banyak dan cepat. Era tahun 2000 sampai sekarang dimulailah masa yang dikenal dengan era digital, begitu pula dengan teknik cetak lebih populer dengan sebutan digital printing. Kembali kepada sejarah cetak sablon, metode cetak sablon atau cetak saring ini telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa Jepang sejak Tahun 1664. Ketika itu dikembangkan oleh Miyasaki dan Zisukeo Mirose dalam mencetak beraneka motif Kimono. Penggunaan teknik sablon dalam Kimono ini dilatar belakangi oleh kebijakan Kaisar Jepang yang melarang penggunaan kimono bermotif tulis tangan. Pasalnya Kaisar Jepang sangat prihatin dengan tingginya harga kimono yang bermotif tulis tangan yang beredar di pasaran. Hingga mulai saat itu kimono yang menggunakan motif dari cetak sablon mulai banyak digunakan oleh masyarakat Jepang. Akan tetapi cetak sablon pada saat itu belum berkembang dengan baik karena pengunaan kain kasa atau Screen belum di kenal. Pada saat itu penyablonan masih menggunakan teknik pencapan atau menggunakan model cetakan yang sering disebut dengan mal.
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.
Teknik sablon adalah salah satu bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Teknik sablon dilakukan untuk mencetak berbagai media iklan visual seperti, kertas, kain, plat dan media yang lain yang tidak mengandung air. Cetak sablon digunakan untuk melakukan reproduksi desain, seperti kartu nama, kartu undangan, T’shirt, stiker dan lain-lain. dengan kuantitas lebih dari satu untuk menghasilkan hasil yang serupa.
Pada tahun 1907, seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Samuel Simon, mengembangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola cetakan. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari benang sutra halus. Bahan rajut inilah sebagai cikal bakal kain kasa yang di kenal sekarang ini. Menyablon dengan cara ini adalah tinta yang akan dicetak akan dialirkan melaui kain kasa atau kain saring, sehingga gambar yang akan tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain saring tersebut. Inilah sebabnya sehingga menyablon dengan teknik tersebut di sebut dengan silk screen printing yang berarti mencetak dengan kain saring sutra.
Istilah teknik cetak saring ini tidak begitu dikenal di Indonesia. Istilah yang lebih populer yang dipakai di Indonesia adalah cetak sablon yang berasal dari bahasa Belanda, yakni Schablon. Kata ini berakulturasi sehingga menjadi bahasa serapan dan bermetamorfosis menjadi sablon.
Demikian sekilas sejarah teknik cetak sablon, semoga bermanfaat dan menambah wawasan berpikir kita.
tags: sejarah, sablon, cetak, printing, digital, cetak saring, cetak sablon
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Teknik Sablon di Dunia"
Posting Komentar